Selama bertahun-tahun, Bitcoin 4 Year Cycle menjadi acuan utama bagi investor kripto dalam membaca pergerakan harga. Pola ini dianggap sederhana dan berulang: halving → bull market → all-time high (ATH) → bear market. Namun, dinamika pasar terbaru memunculkan pertanyaan besar: apakah siklus 4 tahunan Bitcoin sudah patah? dan apakah halving masih relevan sebagai penentu harga?
Apa Itu Bitcoin 4 Year Cycle?
Bitcoin memiliki mekanisme halving, yaitu pemotongan reward miner setiap kurang lebih empat tahun. Mekanisme ini bertujuan menekan laju suplai Bitcoin baru, sehingga menciptakan kelangkaan (scarcity).
Secara historis, Halving terjadi setiap 4 tahun sekali dan setelah halving harga Bitcoin cenderung mengalami kenaikan signifikan dalam rentang 12–18 bulan. Pola ini terlihat jelas pada siklus 2013, 2017, 2021 dan 2024, yang semuanya mencatatkan ATH setelah halving. Dari sinilah lahir keyakinan bahwa halving adalah pemicu utama bull market Bitcoin.
Kenapa Bitcoin 4 Year Cycle Mulai Dipertanyakan?
Siklus baru menunjukkan pergeseran yang berbeda. Secara historis, Bitcoin memiliki candle tahunan 3 hijau dan 1 merah (Bear Market). Mari kita melihat sebelumnya, sejak halving di 2012, bitcoin selalu bullish 1 tahun sebelum halving, ketika halving dan bull run (setelah halving). Sebagai contoh:
- Halving 2012: Bullish 2011, 2012 (Halving) dan Bull Run 2013, lalu Bear Market 2014
- Halving 2016: Bullish 2015, 2016 (Halving) dan Bull Run 2017, lalu Bear Market 2018
- Halving 2020: Bullish 2019, 2020 (halving) dan Bull Run 2021, lalu Bear Market 2022
- Halving 2024: Bullish 2023, 2024 (halving) dan Bull Run 2025 (ditutup candle tahunan merah)
Namun ditahun 2025 ini ditutup candle tahunan yang merah. Tidak seperti biasanya atau secara historis sebelumnya yang selalu merah.

Siklus kali ini berbeda karena:
1. ATH Terjadi Sebelum Halving
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bitcoin mencetak all-time high sebelum halving berlangsung. Ini merupakan anomali yang mematahkan pola klasik siklus 4 tahunan. Kondisi ini menandakan bahwa faktor lain mulai berperan lebih dominan dalam pembentukan harga.
2. Masuknya Investor Institusi
Pasar Bitcoin kini semakin dipengaruhi oleh investor institusi, seperti manajer aset, hedge fund, dan ETF Bitcoin spot. Berbeda dengan investor ritel yang cenderung emosional, institusi bergerak berdasarkan:
- Manajemen risiko
- Alokasi portofolio
- Kondisi ekonomi global
Masuknya institusi membuat volatilitas ekstrem berkurang dan siklus harga menjadi lebih kompleks.
3. Faktor Makro Ekonomi Lebih Dominan
Bitcoin saat ini semakin terintegrasi dengan sistem keuangan global. Faktor seperti:
- Suku bunga bank sentral
- Likuiditas global
- Inflasi
- Ketegangan geopolitik
sering kali memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan halving itu sendiri. Dalam kondisi likuiditas longgar, harga Bitcoin bisa naik bahkan tanpa menunggu momentum halving.
Apakah Bitcoin 4 Year Cycle Benar-Benar Patah?
Jawaban paling tepat adalah tidak sepenuhnya patah, tetapi berevolusi.
Halving masih berperan dalam mengurangi suplai Bitcoin baru dan menjaga kelangkaan aset. Namun, halving bukan lagi satu-satunya katalis utama. Timing siklus menjadi lebih melebar, dan puncak maupun dasar harga tidak lagi mengikuti pola textbook empat tahunan.
Cara Membaca Siklus Bitcoin Saat Ini
Investor modern kini lebih banyak menggunakan pendekatan:
- Liquidity cycle
- On-chain analysis
- Siklus makro ekonomi
- Sentimen risk-on dan risk-off
Pendekatan ini mencerminkan posisi Bitcoin yang kini diperlakukan sebagai aset makro, bukan sekadar instrumen spekulatif.
